Sahabat di dalam
kehidupan kita tentunya tidak terlepas dari berbagai aktivitas atau muamalah
baik dalam lingkungan rumah maupun bermasyarakat, dari mulai tempat ibadah
sampai temat kerja atau kita mencari nafkah, namun tentunya berbagai aktivitas
tersebut, membuat kita terkadang lupa diri dan terjumus dalam hal-hal yang
dilarang oleh agama, oleh karnanya kita semua membutuhkan nasihat. Berikut adalah
10 Nasihat yang tentunya bias kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
·
Nasihat ke 1
Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau
bersabda (Ada dua perkara, tidak ada sesuatu yang lebih utama dari dua perkara
tersebut, yaitu iman kepada Allah dan berbuat kebajikan kepada sesama muslim).
Baik degan ucapan atau kekuasaannya atau dengan hartanya atau dengan badannya.
RasuuluLlah
SAWW bersabda, (barang siapa yang pada waktu pagi hari tidak mempunyai niat
untuk menganiaya terhadap seseorang maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu. Dan barang siapa pada waktu pagi hari memiliki niat memberikan
pertolongan kepada orang yang dianiaya atau memenuhi hajat orang islam, maka
baginya mendapat pahala seperti pahala hajji yang mabrur).
Dan Nabi SAW bersabda (Hamba yang paling dicintai
Allah Ta’ala adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang
paling utama adalah membahagiakan hati orang mukmin dengan menghilangkan
laparnya, atau menghilangkan kesusahannya, atau membeyarkan hutangnya. Dan ada
dua perkara, tidak ada sesuatu yang lebih buruk dari dua tersebut yaitu syirik
kepaad Allah dan mendatangkan bahaya kepada kaum muslimin).
Baik membahayakan atas badannya, atau hartanya.
Karena sesungguhnya semua perintah Allah kembali kepada dua masalah tersebut.
Mengagungkan Allah dan berbuat baik kepada makhluknya, sebagaimana firman Allah
Ta’ala Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan firman Allah Ta’ala
Hendaklah kamu bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu.
·
Nasihat Ke 2
Nabi SAW bersabda, (wajib bagi kamu semua untuk
duduk bersama para ‘Ulama) artinya yang mengamalkan ilmunya, (dan mendengarkan
kalam para ahli hikmah) artinya orang yang mengenal Tuhan.
(Karena
sesungguhnya Allah Ta’ala akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya
hikmah-ilmu yang bermanfaat- sebagaimana Allah menghidupkan bumu yang mati
dengan air hujan). Dan dalam riwayat lain dari Thabrani dari Abu Hanifah
“Duduklah kamu dengan orang dewasa, dan bertanyalah kamu kepada para ‘Ulama dan
berkumpulah kamu dengan para ahli hikmah” dan dalam sebuah riwayat, “duduklah
kamu degan para ulama, dan bergaulah dengan kubaro’ ”. Sesungguhnya Ulama itu
ada dua macam, 1. orang yang alim tentang hukum-hukum Allah, mereka itulah yang
memiliki fatwa, dan 2. ulama yang ma’rifat akan Allah, mereka itulah para
hukama’ yang dengan bergaul dengan mereka akan dapat memperbaiki akhlak, karena
sesungguhnya hati mereka telah bersinar sebab ma’rifat kepada Allah demikian
juga sirr / rahasia mereka telah bersinar disebabkan nur keagungan Allah. Telah
bersabda Nabi SAW, akan hadir suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para
ulama dan fuqaha, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga
cobaan, 1. Allah akan menghilangkan berkah dari rizkinya. 2. Allah akan
mengirim kepada mereka penguasa yang zalim 3. Mereka akan keluar meninggalkan
dunia tanpa membawa iman kepada Allah Ta’ala Na’udzubiLlahi min dzaalik.
·
Nasihat Ke 3
Dari Abi Bakar As-Shiddiq RA (Barang siapa yang
memasuki kubur tanpa membawa bekal yaitu berupa amal shalih maka keadaannya
seperti orang yang menyeberangi lautan tanpa menggunakan perahu). Maka sudahlah
pasti ia akan tenggelam dengan se tenggelam-tenggelamnya dan tidak mungkin akan
selamat kecuali mendapatkan pertolongan oleh orang-orang yang dapat
menolongnya.. sebagaimana sabda Rasulullah SAW, tidaklah seorang mayat yang
meninggal itu, melainkan seperti orang yang tenggelam yang meminta pertolongan.
·
Nasihat Ke 4
Dari ‘Umar RA, -dinukilkan dari Syaikh Abdul Mu’thy
As-sulamy, sesungguhnya Nabi SAW bertanya kepada Jibril AS, ‘Beritahukan
kepadaku sifat kebaikan sahabat ‘Umar’. Maka Jibril menjawab, ‘Jika saja lautan
dijadikan tinta dan tumbuh-tumbuhan dijadikan pena niscaya tidak akan uckup
melukiskan sifat kebaikannya. Kemudian Nabi bersabda, beritahukan kepadaku
kebaikan sifat Abu Bakar,”. Maka Jibril menjawab, ”’Umar hanyalah satu kebaikan
dari beberapa kebaikan Abu Bakar RA.
‘Umar RA
berkata, (kemuliaan dunia dengan banyaknya harta. Dan kemuliaan akhirat adalah
dengan bagusnya amal). Maksudnya, urusan dunia tidak akan lancar dan sukses
kecuali dengan dukungan harta benda. Demikian pula perkara akhirat tidak akan menjadi
sempuran kecuali dengan amal perbuatan yang baik.
·
Nasihat Ke 5
Dari ‘Utsman RA. (menyusahi dunia akan menggelapkan
hati. Dan menyusahi akhirat akan menerangkan hati). Artinya, menyusahi urusan
yang berhubungan dengan urusan dunia maka akan menjadikan hati menjadi gelap.
Dan menyusahi perkara yang berhubungan dengan urusan akhirat akan menjadaikan
hati menjadi terang. Yaa Allah jangan jadikan dunia sebesar-besar perkara yang
kami susahi, dan bukan pula puncak ilmu kami.
·
Nasihat Ke 6
Dari ‘Aly RA wa KarramaLlaahu Wajhah. (Barang siapa
yang mencari ilmu maka surgalah sesungguhnya yang ia cari. Dan barang siapa
yang emncari ma;siyat maka sesungguhnya nerakalah yang ia cari) Artinya barang
siapa yang menyibukkan diri denagn mencari ilmu yang bermanfaat, yang mana
tidak boleh tidak bagi orang yang aqil baligh untuk mengetahuinya maka pada
hakekatnya ia mencari surga dan mencari ridho Allah SWT. Dan barang siapa yang
menginginkan ma’siyat, maka pada hakekatnya nerakalah yang ia cari, dan
kemarahan Allah Ta’ala.
·
Nasihat Ke 7
Dari Yahya bin Muadz RA. (Tidak akan durhaka kepada
Allah orang-orang yang mulia) yaitu orang yang baik tingkah lakunya Yaitu
mereka yang memuliakan dirinya dengan menghiasinya dengan taqwa dan menjaga
diri dari ma’siyat. (Dan tidak akan memilih dunia dari pada akhirat orang-orang
yang bijaksana) Artinya orang bijak / hakiim tidak akan mendahulukan atau
mengutamakan urusan dunia dari pada urusan akhirat. Adapun orang hakiim adalah
orang yang mencegah dirinya dari pada bertentangan dengan kebenaran akal
sehatnya.
·
Maqolah 8
Dari A’Masy, naam lengkapnya adalah Abu Sulaiman
bin Mahran AL-Kuufy RA. (Barang siapa yang bermodalkan taqwa, maka kelulah
lidah untuk menyebutkan sifat keberuntungannya dan barang siapa yang
bermodalkan dunia, maka kelulah lidah untuk menyebut sebagai kerugian dalam hal
agamanya). Artinya barang siapa yang bermodalkan taqwa dengan melaksanakan
perintahNya dan menjauhi laranganNya dimana dasar dari amal perbuatannya adalah
selalu bersesuaian dengan syari’at, maka baginya pasti mendapatkan kebaikan
yang sangat besar tanpa dapat dihitung dalam hal kebaikan yang diperolehnya.
Dan
kebalikannya barang siapa yang perbuatannya selalu berseberangan dengan hukum
syari’at, maka baginya kerugian yang sangat besar bahkan lidahpun sampai tidak
dapat menyebutkannya.
Nasihat
ke 9
Diriwayatkan dari Sufyan Atsauri, beliau adalah
guru dari Imam Malik RA. ( Setiap ma’siyat yang timbul dari dorongan syahwat
yaitu keinginan yangteramat sangat akan sesuatu maka dapat diharapkan akan
mendapat ampunanNya. Dan setiyap ma’siyat yang timbul dari takabur atau sombong
yaitu mendakwakan diri lebih utama atau mulia dari yang lain , maka maksiyat
yang demikian ini tidak dapat diharapkan akan mendapat ampunan dari Allah).
Karena maksiyat iblis berasal dari ketakaburannya yang tidak mau hormat kepada Nabi
Adam AS atas perintah Allah dimana ia menganggap dirinya lebih mula dari Nabi
Adam AS yang diciptakan dari tanah sedangkan ia/iblis diciptakan dari api. Dan
sesungguhnya kesalahan Nabi
Adam AS
adalah karena keinginannya yang teramat sangat untuk memakan buah yang dilarang
oleh Allah untuk memakannya.
Nasihat
Ke10
Dari sebagian ahli zuhud yaitu mereka yang
menghinakan kenikmatan dunia dan tidak peduli dengan nya akan tetapi mereka
mengambil dunia sekedar dharurah/darurat sesuai kebutuhan minimumnya. (Barang
siapa yang melakukan perbuatan dosa dengan tertawa bangga, maka Allah akan
memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan menangis- karena seharusnya ia
menyesal dan memohon ampunan kepada Allah bukannya berbangga hati. Dan barang
siapa yang ta’at kepada Allah dengan menangis- karena malu kepada Allah dan
Takut kepadaNya karena merasa banyak kekurangan dalam hal ta’at kepaadNya Maka
Allah akan memasukkanNya ke dalam surga dalam keadaan tertawa gembira. ) dengan
sebenar-benar gembira karena mendapatkan apa yang menjadi tujuannya selama ini
yaitu ampunan dari Allah.
Demikianlah semoga bermanfaat bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment